Lubuklinggau, RK.com – Penjabat (Pj) Sekda Kota Lubuklinggau, H Tamri menghadiri rapat koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tahun 2024 via zoom meeting di Command Center Bumi Silampari Perkantoran Pemkot Lubuklinggau, Senin (15/01/24).
Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendagri, Tomsi Tohir menerangkan sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor : 125/2022 dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor : 34/2023 disebutkan saat ini Badan Pangan Nasional (BPN) sedang berprogres dalam penguatan cadangan pangan pemerintah.
Menurutnya, stok level masing-masing komoditas ditargetkan 5-10 persen dari kebutuhan nasional untuk mendapat intervensi harga pasar.
“Hingga minggu kedua Januari, ada tiga kenaikan harga yang belum bisa diatasi. Yakni harga bawang putih, daging ayam dan telur ayam. Oleh karena itu, kami berharap kepada BPN agar bisa mengevaluasi tiga bahan pokok penting tersebut,” jelasnya.
Masih kata Tomsi Tohir, perbandingan bahan pangan antara minggu pertama dan kedua ternyata ada kenaikan harga. Misalnya bawang putih, kenaikan terjadi di 326 kota/kabupaten.
Demikian pula daging ayam ras dan telur ayam, juga mengalami kenaikan di 212 kabupaten/kota.
Sementara itu, Kepala BPN, Arief Prasetyo Adi dalam kesempatan yang sama menjelaskan tingkat inflasi nasional pada Desember 2023 sebesar 2,61 persen atau turun dari November yang menembus angka 2,86 persen.
“Inflasi bergejolak juga turun dari 7,59 persen menjadi 6,73 persen,” tandasnya.
Adapun komoditas dengan kontribusi inflasi terbesar menurut catatan di BPN adalah beras sebesar 0,53 persen, disusul cabai merah 0,24 persen dan cabai rawit 0,1 persen.
Lalu, beras sebagai kontribusi inflasi terbesar namun dengan adanya program bantuan pangan beras efektif menekan laju kenaikan harga.
“Kemudian kami menyampaikan perkembangan nilai tukar petani (NTP) yang mengalami peningkatan dari 116,73 di November 2023 menjadi 117,76 di Desember 2023. Demikian pula nilai tukar tanaman pangan ikut meningkat dari 113,92 di November menjadi 114,24 pada Desember 2023,” paparnya.
Memang ada beberapa komunitas yang NTP-nya turun seperti peternakan, perikanan, nelayan dan budi daya ikan.
Secara umum untuk peternakan turun 0,20 persen, perikanan 0,76 persen, nelayan 1,02 persen dan budidaya ikan 0,34 persen.
Disampaikan, pada tahun 2022 produksi beras di Pulau Jawa berkontribusi terhadap 55 persen produksi nasional, namun jika dilihat pada prakiraan cuaca bahwa curah hujan masih belum maksimal sampai bulan januari 2024.
Ia berharap realisasi dalam penggunaan anggaran dekonsentrasi dapat dimaksimalkan dengan percepatan realisasi anggaran 2024.
Ia juga meminta kepada dinas yang membidangi pangan di 38 provinsi dan 514 Kabupaten agar melihat kembali dekonsentrasi dan segera melakukan revisi.
Apabila ada program kegiatan yang tidak sesuai dengan program kegiatan yang ada di masing-masing satuan kerja terbaik di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten dan terakhir.
“Kami sampaikan bahwa marilah bersinergi dengan para pelaku usaha sehingga program pangan dapat berjalan dengan lancar dan harapan kita bersama pangan tidak akan bersoal,” himbaunya.
Acara juga dihadiri Staf Ahli Wali Kota Bidang Ekonomi Pembangunan dan Keuangan, AH Ritonga, Kapolres Lubuklinggau, AKBP Indra Arya Yudha, Pa Sandi Kodim 0406 Lubuk Linggau, Letda Cku Herman DC dan dari sejumlah OPD dilingkungan Pemkot Lubuklinhgau. (FS/mol/jsh)