Bangunan kantor desa itu berdiri megah dengan luas mencapai 25×20 meter. Gedung itu di antaranya akan digunakan untuk pelayanan masyarakat yang terpusat serta kegiatan desa.
“Gedung ini jadi pusat kegiatan di desa, selain kantor Kades ada kantor LPMD, BPD, Bumdes, karang taruna nanti kita kumpulkan di sini. Kemudian untuk kegiatan masyarakat, Ibu-ibu PKK misalnya juga untuk hajatan warga,” ucapnya.
Lantas dari mana biaya pembangunan gedung megah itu? Amroni mengaku tak menggunakan anggaran pemerintah untuk membangun gedung tersebut. Ia mengandalkan swadaya masyarakat.
Amroni mengaku telah merencanakan pembangunan gedung tersebut sejak 2019 lalu. Ia bersama warga bertujuan memanfaatkan lahan yang ada untuk membangunan kantor desa.
“Saya sampaikan kepada masyarakat bukan untuk membangun rumah kepala desa, tapi kantor desa untuk kepentingan masyarakat. Saya juga tidak lama menjadi Kades tapi kades setelah saya nanti setidaknya tidak perlu lagi membangun kantor desa,” terang dia.
Pembangunan kantor menurut Kades dua periode ini memakan waktu sekitar 3 tahun. Dikatakan Amroni selama proses pembangunan masyarakat tidak dibebani kewajiban membayar sumbangan.
“Yang punya kebun sawit, kebun karet dibebaskan berapapun mau nyumbang bahkan ada yang nyumbang dus air minum untuk gotong royong kita terima jangan sampai membebani,” Ungkapnya.
“Kantor desa yang representatif dan modern diharapkan dapat menjadi sarana yang nyaman dan kondusif bagi aparatur desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya, serta dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat,” terang dia.
Asmar berharap, Kantor Desa Mulya Jaya dapat meningkatkan kinerja aparatur desa dalam melayani masyarakat.
“Selain itu, kantor desa ini juga diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa,” Ungkapnya. (Ril)
Sumber : Diskominfo OKI