Kepala BPS OKI, Anugerah Hany di Kayuagung, Jum’at, (2/2/2024) mengatakan OKI secara bulanan mengalami deflasi, meski secara tahunan (year on year/yoy) mengalami inflasi sebesar 4,92 persen.
“Mulai tahun ini, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menjadi dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebagai dasar penghitungan inflasi,” jelas Hany.
Berdasarkan dari komoditas, andil terbesar inflasi Januari ini secara bulanan adalah cabai merah dengan andil sebesar 0,21 persen, cabai rawit 0,07 persen, angkutan udara sebesar 0,04 persen. Serta, beras mengalami deflasi sebesar 0,03 persen.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, antara lain: tomat, daging ayam ras, ikan gabus, bawang putih, ikan sepat siam, dan minyak goreng.
Hany mengatakan tekanan inflasi pada beberapa bulan ke depan masih relatif tinggi mengingat beberapa momen, seperti pemilihan umum (pemilu) , Hari Imlek, Ramadhan dan Idul Fitri.
“Sehingga, masih tetap perlu menjaga kestabilan harga dan program yang sudah ada tetap dilaksanakan dan dilanjutkan secara intensi,” kata dia.
“Pasar Murah, Pasar Tani dan Pembagian Cadangan Pangan Pemerintah digencarkan bukan hanya menekan inflasi juga mengurangi angka kemiskinan,” terang dia.
Pj. Bupati Asmar juga memaparkan 4 inovasi Pemerintah kabupaten OKI dalam menekan laju angka inflasi diantaranya program Perjaka, Bismillah, Balap Becak dan Midang.
“Ada 4 program Inovasi yang sudah kita canangkan untuk mengendalikan inflasi di OKI yaitu program Perjaka (Perusahaan Menjaga Keterjangkauan Harga), Bismillah (Baznas isi subsidi melalui amal ibadah), Balap Becak (bantuan langsung bertanam cabe serentak), dan Midang (Monitoring Harga),” Papar Asmar. (Ril)
Sumber:Diskominfo OKI