Kepala BPS OKI, Anugerahani melalui Ketua Tim Pengelola Data, Zahid Muttaqin mengatakan Inflasi y–on–y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, terutama pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
“Kelompok perawatan pribadi berperan andil 0,77 persen. Komoditas penyumbang inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan,” jelasnya di Kantor Bupati OKI, Rabu, (2/10/2024).
“Berdasarkan hasil pemantauan BPS OKI terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,98 pada September 2024,” tandasnya.
Sementara tingkat deflasi month to month (m–to–m) OKI bulan September 2024 sebesar 1,72 persen dan tingkat inflasi year to date (y–to–d) bulan September 2024 sebesar 0,21 persen.
Penjabat (Pj) Bupati OKI, Asmar Wijaya menyebutkan, inflasi di Kabupaten OKI masih terkendali. Ia berharap, ke depan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) OKI dapat mempertahankan laju inflasi Kota Malang hingga akhir tahun 2024.
Beberapa peristiwa turut mempengaruhi terjadinya deflasi yang di Kabupaten OKI pada periode September 2024. Salah satu yang sangat mempengaruhi adalah komoditas bahan pangan yang mengalami penurunan harga di bulan September ini.
“Seperti misalnya cabai rawit yang pada dua bulan lalu menjadi komoditas penyumbang inflasi tertinggi, tapi di bulan september ini mengalami penurunan, kemungkinan karena adanya panen cabai serentak. Sama juga dengan beras,” ujarnya. (Lisin/Ril)