Langkah ini diambil sebagai upaya membekali generasi muda dengan kemampuan memilah informasi yang benar dan menangkal penyebaran berita palsu.

“Di era digital ini, kemampuan untuk membedakan informasi yang kredibel dan hoaks menjadi sangat penting. Kami berharap, melalui kegiatan ini, siswa SMPN 2 Waru dapat menjadi agen perubahan yang cerdas dan bertanggung jawab dalam menggunakan media digital,” ujar Kepala Dinas Kominfo Sidoarjo, Dr. Eko Saputro, M.Si., dalam sambutannya.
Acara yang dihadiri oleh Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SMPN 2 Waru, perwakilan Dinas Kominfo Kabupaten Sidoarjo, serta jajaran pengurus DPD SWI Sidoarjo ini, dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Kepala SMPN 2 Waru, Ahmad Anwar, M.Pd, menyampaikan apresiasi atas inisiatif SWI dan Kominfo dalam menyelenggarakan kegiatan yang sangat relevan dengan tantangan di era digital.

“Kami sangat berterima kasih kepada SWI dan Dinas Kominfo Sidoarjo atas terselenggaranya kegiatan ini. Dengan adanya pemahaman tentang bahaya hoaks, siswa kami diharapkan dapat lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang tidak benar,” ungkap Ahmad Anwar.
Ketua DPD SWI Sidoarjo, NC. Suherman, S.H, menyoroti bahwa penyalahgunaan teknologi menjadi sarana utama penyebaran hoaks.
“Kemajuan teknologi seharusnya dimanfaatkan untuk hal-hal positif. Namun, sayangnya, ada pihak-pihak tertentu yang justru menggunakannya untuk menyebarkan hoaks. Oleh karena itu, edukasi seperti ini sangat penting untuk membekali masyarakat dengan kemampuan membedakan berita yang benar dan hoaks,” tegasnya.
Materi inti disampaikan oleh Arief Nuryadin, S.Pd., S.H., M.M, Ketua Advokasi dan Hukum DPD SWI Sidoarjo, yang menjelaskan definisi hoaks, ciri-cirinya, cara mengecek kebenaran informasi, serta perbedaan antara hoaks dan produk jurnalistik.
“Hoaks adalah pemberitaan yang tidak berdasarkan fakta atau kebenaran, yang bertujuan untuk menyesatkan dan merugikan masyarakat,” jelas Arief.

“Jangan mudah percaya dengan berita yang sumbernya tidak jelas. Selalu lakukan verifikasi dan konfirmasi sebelum menyebarkan informasi kepada orang lain,” pesannya.
Kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya literasi digital di kalangan generasi muda.
Dengan kemampuan memilah informasi yang benar, diharapkan mereka dapat menjadi agen perubahan yang cerdas dan bertanggung jawab dalam menggunakan media digital. (Dicky)









