Kegiatan ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk Lembaga Independen Pemantau Anggaran (LIRA), Ikatan Lembaga Swadaya Masyarakat (ILS), dan sejumlah awak media. Tujuannya, meningkatkan kualitas penanganan korban laka lantas sebelum tiba di rumah sakit, sehingga meminimalisir risiko kematian.
Kasubag Tata Usaha dan Humas RSUD Sidoarjo Barat, Imma Apriana, menjelaskan,
“Edukasi ini bertujuan menjalin silaturahmi dan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama pada korban laka lantas. Hal ini akan mempermudah interaksi dan kolaborasi antara masyarakat dengan tim medis RSUD Sidoarjo Barat,” ujarnya.
Dhini, salah satu peserta, menambahkan pentingnya edukasi berkelanjutan.
“Semakin banyak masyarakat yang terlatih, semakin kuat sinergi antara masyarakat dan RSUD Sidoarjo Barat. Oleh karena itu, perlu adanya ruang dan waktu untuk memberikan edukasi melalui berbagai organisasi dan tokoh masyarakat,” tuturnya.
Kepala Seksi Pendidikan dan Pelatihan serta Ketua Inovasi dan Media Sosial RSUD Sidoarjo Barat, Dr. Arif Rahman Nurdianto, menekankan peran penting masyarakat dalam penanganan awal korban laka lantas.
Dr. Arif menambahkan, pelatihan Basic Life Support (BLS) yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemuda, organisasi masyarakat, LSM, media, dan tokoh masyarakat, bertujuan menciptakan jaringan praktisi kesehatan yang terampil.
“Harapannya, penanganan pertama yang tepat dapat meminimalisir risiko dislokasi dan meningkatkan peluang keselamatan korban laka lantas,” tandasnya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi multisektoral dalam kegiatan BLS untuk memperlancar penanganan lanjutan oleh RSUD Sidoarjo Barat. (Dicky)