Sidoarjo: Gelombang Penolakan Mengguncang LPJ APBD 2024, Pertanda Apa ?

Sidoarjo: Gelombang Penolakan Mengguncang LPJ APBD 2024, Pertanda Apa ?

DPRD, Jawa Timur, Sidoarjo2371 Dilihat
Spread the love
Sidoarjo, Jawa Timur, Radar Keadilan – Badai politik menerjang Kabupaten Sidoarjo. Dalam rapat paripurna Rabu (16/7/2025), mayoritas fraksi DPRD secara mengejutkan menolak Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2024.

Keputusan ini memicu pertanyaan serius tentang transparansi dan akuntabilitas pemerintahan daerah.

Lima dari tujuh fraksi, Gerindra, PAN, PPP, PKS, Golkar, dan NasDem menolak LPJ tersebut. Hanya Fraksi PKB dan PDIP yang memberikan persetujuan, meskipun PDIP menyertakan catatan kritis.

Ketua DPRD Sidoarjo, Abdilah Nasih, mengumumkan keputusan tersebut dengan tegas,

“Dengan demikian, LPJ APBD 2024 dinyatakan ditolak,” ujarnya sembari memukul palu sidang.

Beragam alasan kuat melatarbelakangi penolakan ini.

Fraksi Gerindra, melalui juru bicara Anang Siswandoko, mengungkapkan kecurigaan terhadap potensi manipulasi dalam penyusunan target anggaran dan lemahnya upaya optimalisasi pendapatan daerah.

Anang Siswandoko dari Fraksi Gerindra menyampaikan pandangan fraksinya./Dicky Pramono, radarkeadilan.com
“Kami mendapati indikasi penyimpangan dalam penetapan target anggaran dan kurang optimalnya penarikan pajak,” ungkap Siswandoko.

Fraksi Golkar, diwakili Adiel Muhammad Kanantha, menitikberatkan pada masalah banjir yang belum teratasi dan munculnya titik-titik banjir baru akibat buruknya sistem drainase.

Adiel Muhammad Kanantha dari Fraksi Golkar memberikan penjelasan dan pandangannya./Dicky Pramono, radarkeadilan.com

Sementara itu, Fraksi NasDem, melalui juru bicara Aditya Putra Mualim, menilai tingginya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) sebagai bukti ketidaksesuaian perencanaan dan realisasi program.

“SILPA yang signifikan menunjukkan adanya ketidaksinambungan antara perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan program,” tegas Mualim.

Aditya Putra Mualim dari Fraksi NasDem sedang menyampaikan pandangan fraksinya./Dicky Pramono, radarkeadilan.com

Fraksi PKB, yang diwakili Ketua Fraksi Dhamroni Chudlori, menyatakan dukungannya terhadap LPJ karena mencerminkan kinerja pemerintahan sebelumnya di bawah kepemimpinan pasangan Sidoarjo MAS (Ahmad Muhdlor – Subandi).

Ketua Fraksi PKB, Dhamroni Chudlori, menyampaikan pandangan fraksinya./Dicky Pramono, radarkeadilan.com
“Sebagai partai pengusung pasangan Sidoarjo MAS, PKB memandang LPJ ini sebagai refleksi kinerja pemerintahan sebelumnya,” jelasnya.

Fraksi PDI Perjuangan, meskipun menyetujui, mengungkapkan ketidaksesuaian data antara Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan data keuangan di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), menurut juru bicara Tarkit Erdianto.

Tarkit Erdianto, Fraksi PDI Perjuangan, menyampaikan pandangan dalam rapat./Dicky Pramono, radarkeadilan.com

Menanggapi penolakan tersebut, Bupati Sidoarjo Subandi menyatakan menghormati proses politik di DPRD dan akan berkonsultasi dengan Gubernur Jawa Timur untuk menentukan langkah selanjutnya.

Bupati Sidoarjo, Subandi, terlihat fokus dalam rapat. Membahas agenda pembangunan untuk Sidoarjo./Dicky Pramono, radarkeadilan.com

Ketua DPRD, Abdilah Nasih, menambahkan bahwa konsultasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan segera dilakukan untuk menentukan langkah selanjutnya.

“Perlu ditegaskan, ini hanya terkait LPJ 2024, tidak ada kaitannya dengan perubahan anggaran (PAK) atau pembahasan APBD 2026,” jelasnya. (Dicky)

Bagikan