Tokohmasyarakat setempat, H. Baidawi mengatakan petani di desanya kini sudah bisa panen padi dua kalidalamsetahun(IP 200).
“Mulai panen 11 Mei lalu sampai hari ini Hitungannya sekitar 7.600 tonGabah Kering Panen (GKP)yang di produksi petani. Sebagian lahan yang sudah panen mulai pertanaman IP 200,” ujar dia.Photo Dok : Diskominfo OKI, Radarkeadilan.com
Petani menurutnya optimis produksiakan semakin meningkatkan jika programOpla yang sedang dikerjakan oleh Kementan, bersamaTNIdanPemkab OKI bakal menambah Indeks Pertanaman(IP)di wilayah ini.
“Permasalahan petani di Desa ini soal pengelolaan air, masih ada sekitar 800 hektare sawah yang terlambat panen karena kemarin terdampak banjir. Kalau dipercepat pembangunan tanggulnya melalui program Opla kami bisa 2 kali bahkan 3 kali dalam setahun,” ujar dia.
Pj Bupati Asmar mengatakan, sebagaipenopang lumbung pangan nasionalKabupatenOKIterusmengoptimalisasi lahan pertanian guna menggenjot produktivitas padi. Tahun ini di dukungKementerian Pertanian dan Tentara Nasional Indonesia(TNI), seluas 65.000 hektarelahansawah di OKI akan dioptimasi.
“Ada 65 ribu hektare sawah yang akan kita optimalisasi. Khusus di Desa Sibur ada 900 hektare yang sudah tahap pengerjaan. Jadi nanti yang tanam 1 kali bisa 2 kali dalam setahun yang sudah 2 kali bisa 3 kali pertanaman,” UngkapAsmarusai panen raya.
Istimewanya lagi, lahan seluas 2.500 Ha di desa tersebut dibuka oleh Asmar kala menjabat sebagai KepalaDinas Pertanian OKI pada tahun 2011 lalu.
“Saya ingin bernostalgia di desa ini. Sekitar 2011 kita lakukancetak sawahbaru sekitar 1.600 Hektare ditambah swadaya masyarakat. Alhamdulilah sekarang bisa sama-sama panen raya,” Ungkapnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten OKI, Ir. Sahrul, M. Si menjelaskan optimalisasi lahan rawa dan pasang surut di OKI dimulai dengan tata kelola air yang efisien dan perbaikan infrastruktur irigasi.
“Sehingga pada saat musim hujan, kondisi lahan tidak lagi terendam lama agar lahan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, sementara di musim kemarau masih ada cadangan air,” Terang dia.
Ditambahkan Sahrul Optimalisasi Lahan (Opla) di OKI diawali proses Survey Identifikasi Desain(SID)lahan Rawa. SID bertujuan untuk mengidentifikasicalon petani dan lokasi kegiatan hingga menyusun desain dan rencana infrastruktur lahan pertanian rawa dan pasang surut.
“Proses ini telah selesai dilakukan semua, hingga saat ini telah dilaksanakan implementasidariSIDitu berupa normalisasi saluran serta pembangunan tanggul,” Ujar dia.
Optimalisasi lahan yang dicanangkan Kementerian Pertanian, jelas Sahrul merupakan salah satu langkah strategis dalam mengantisipasi kekurangan lahan untuk memproduksi padi.
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP)dan produktifitas lahan sawah melalui penyediaan sarana produksi berupa pupuk dan bantuan pengolahan tanah,” Tutupnya. (Ril)