Masyarakat antusias menyaksikan lomba perahu bidar “Musi Mania Tanampo Sakti” yang digelar dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia.
Lomba ini menjadi ajang adu cepat yang sengit antara 40 tim bidar untuk memperebutkan hadiah utama berupa satu unit mobil Ayla.
Sejak pagi hari, bibir sungai telah dipadati oleh ribuan warga yang ingin menyaksikan langsung jalannya perlombaan. Suasana semakin meriah dengan lambaian bendera merah putih kecil yang dibawa anak-anak, serta yel-yel penyemangat dari para pendukung tim andalan mereka.
Bupati Musi Banyuasin (Muba), H. M Toha Tohet SH, bersama Ketua TP PKK Hj. Patimah Toha, Forkopimda, dan sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) turut hadir membuka acara.
Dalam sambutannya, Bupati Toha menekankan pentingnya melestarikan lomba bidar sebagai warisan budaya yang memiliki nilai historis dan simbol semangat kemerdekaan.
“Lomba bidar bukan hanya sekadar adu cepat mendayung, tetapi juga merupakan bagian dari identitas dan tradisi kita. Semangat yang ditunjukkan oleh para peserta sejalan dengan semangat kemerdekaan. Mari kita junjung tinggi sportivitas dan kebersamaan,” ujar Bupati Toha, yang disambut dengan tepuk tangan meriah dari para penonton.
Hadiah yang diperebutkan pun sangat menarik, yaitu satu unit mobil Ayla untuk juara pertama, motor trail untuk juara kedua, motor Beat untuk juara ketiga, dan uang tunai Rp5 juta beserta piala bergilir untuk juara keempat.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin atas dukungan penuhnya terhadap acara ini. Lomba bidar ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk merayakan kemerdekaan dengan cara yang unik dan menghibur,” kata Depri.
Camat Lais, Zukar, SKM., M.Si, menambahkan bahwa lomba bidar ini diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi antar warga serta meningkatkan semangat sportivitas.
“Mari kita jadikan lomba bidar ini sebagai momentum untuk mempererat persatuan dan kesatuan, serta merayakan kemerdekaan dengan penuh kegembiraan,” pesan Zukar.
Semangat kemerdekaan begitu terasa dalam setiap kayuhan dayung para peserta.
Lomba bidar “Musi Mania Tanampo Sakti” ini menjadi bukti bahwa tradisi dan budaya lokal tetap hidup dan relevan dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. (Desi)