Bukan pelajaran kitab kuning semata, puluhan santriwan dan santriwati mengikuti Diklat Jurnalistik Go to School, program unggulan Sekber Wartawan Indonesia (SWI). Inisiatif ini bertujuan membekali generasi muda dengan keterampilan jurnalistik, menajamkan kemampuan menulis dan komunikasi, serta mendorong mereka menjadi agen perubahan di masyarakat.
Gus Nur Rohman, pemimpin Pesantren As Shofa, menyatakan, “Kami ingin santri mampu menghasilkan karya intelektual dan menyebarkan informasi bermanfaat bagi masyarakat. Jurnalistik, bagi kami, adalah alat untuk itu.”
Beliau berharap, diklat ini akan meningkatkan kepercayaan diri santri dalam menyampaikan gagasan dan permasalahan di lingkungan mereka.
Imam Suwandi, S.Sos., M.I.Kom., Kepala Diklat dan Litbang DPP SWI, membawakan materi “Pengantar Ilmu Jurnalistik: Lebih dari Sekadar Menulis Berita.”
Ia menekankan peran jurnalistik dalam membentuk opini publik, menyebarkan informasi, dan mengawasi jalannya kekuasaan.
“Jurnalistik adalah seni dan sains dalam menyampaikan informasi secara bertanggung jawab,” ujarnya.
Lebih lanjut, Imam menjelaskan pentingnya literasi media bagi generasi muda untuk memahami dan merespon isu-isu terkini.
Diklat ini diharapkan dapat membekali para santri dengan kemampuan menulis dan public speaking yang mumpuni. Dengan bekal ilmu jurnalistik, mereka diharapkan mampu menyampaikan permasalahan di sekitar mereka dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Semoga, dari As Shofa, akan lahir generasi muda yang mampu menggunakan pena dan lidah untuk perubahan yang lebih baik.
Penulis:
Imam Suwandi, S.Sos.,M.I.Kom.
Kepala Bidang Diklat dan Litbang DPP SWI.
(Red*/IMS)