Ribuan umat Hindu dari berbagai penjuru Sumatera Selatan, bahkan luar provinsi, berkumpul untuk mengikuti upacara Ngaben massal yang sarat makna spiritual dan sosial.
Acara ini bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga menjadi bukti nyata harmoni dan toleransi antarumat beragama di daerah tersebut.
Upacara Ngaben, tradisi pembakaran jenazah umat Hindu yang juga dikenal sebagai Pelebon, kali ini dilaksanakan secara massal, meringankan beban biaya yang biasanya cukup besar bagi keluarga yang melaksanakannya secara perseorangan.
Puluhan jenazah diikutkan dalam prosesi yang diawali dengan rangkaian adat sebelum diarak menuju tempat pembakaran.
Made Wijaya Pangabean, inisiator acara ini, menjelaskan bahwa bade, wadah khusus untuk mengantarkan jenazah, dibuat berdasarkan konsep gunung dan Tri Angga dalam ajaran Hindu.
Made Sunandre, peserta Ngaben massal asal OKU Timur, menambahkan, “Setiap keluarga hanya dikenakan biaya belasan juta rupiah, jauh lebih terjangkau daripada Ngaben perseorangan.”
Upacara ini juga bertujuan mempererat hubungan antar umat Hindu dan mempercepat proses kembalinya unsur Panca Maha Bhuta, sesuai keyakinan agama Hindu.
“Yang berasal dari air kembali ke air, yang dari tanah kembali ke tanah, dan seterusnya,” terang Made Wijaya.
Kemudahan akses pelaksanaan Ngaben massal ini juga dinilai penting, mengingat biaya yang relatif murah tanpa harus pergi ke Bali.
Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, yang turut hadir, memuji kerukunan antarumat beragama di OKI dan Sumatera Selatan secara umum.

“Sumsel nyaris tidak terdengar ada konflik berbau SARA,” ujarnya.
Ia juga menyinggung sejarah migrasi masyarakat Bali ke Sumsel sejak tahun 1960-an, dan menekankan pentingnya pelestarian tradisi Ngaben sebagai bagian dari kekayaan budaya nasional.
Bupati OKI, H. Muchendi, menambahkan dukungan pemerintah terhadap penyelenggaraan peribadatan dan pelestarian budaya di daerahnya yang kaya akan keragaman. Ia mengapresiasi gotong royong warga Desa Tugu Mulyo dalam mensukseskan acara ini.
Kehadiran Kapolda Sumsel, Irjen Pol Andi Rian Ryacudu Djajadi, Kasdam II/Sriwijaya Brigjen TNI Aminton Manurung, Kepala Kejaksaan Negeri OKI Sumantri SH, anggota DPRD Sumsel Made Indrawan, dan jajaran Forkopimda OKI semakin menegaskan dukungan pemerintah dan aparat keamanan terhadap pelaksanaan upacara Ngaben massal ini.
Kepala Kejaksaan Negeri OKI, Sumantri SH, menilai kegiatan ini sebagai model sukses pelestarian warisan budaya dan bentuk nyata dukungan terhadap keberagaman dan persatuan nasional. (*/Red)