“Orang Lapar Jangan Disuruh Sabar”: Eddie Karsito dan Warung Kopi Gratis untuk Kaum Marginal

Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan Beri Makan Pemulung dan Pekerja Informal, Tolak Mental "Meminta-minta"

Berita, Jawa Barat, SOSIAL2623 Dilihat
Spread the love
Bekasi, Radar Keadilan Di tengah hiruk pikuk kota, kemiskinan tetap menjadi masalah pelik yang membutuhkan uluran tangan nyata. Eddie Karsito, seniman dan penggiat kemanusiaan, memilih aksi nyata daripada sekadar kata-kata.

Melalui Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, ia membuka warung kopi dan mie instan gratis bagi mereka yang lapar dan membutuhkan.

Berbagi tak mengenal usia. Bersama Yayasan Humaniora, kami hadirkan makanan gratis untuk musafir, pemulung, dan mereka yang lapar./radarkeadilan.com

“Membantu musafir, supir angkot, ojek online, pemulung, kuli bangunan, dan semua orang yang lapar adalah kewajiban moral,” tegas Eddie Karsito saat ditemui di warung kopi gratisnya di Perumahan Kranggan Permai, Jati sampurna, Kota Bekasi, Jum’at (12/9/2025).

Bagi Eddie, respons terhadap penderitaan tidak boleh berhenti pada ceramah atau nasihat kosong.

Persiapan tak kenal lelah. Relawan Yayasan Humaniora menyiapkan bantuan makanan untuk mereka yang membutuhkan./radarkeadilan.com
“Orang lapar bukan cuma diceramahi, disuruh ikhlas, disuruh sabar. Mereka wajib ditolong, diberi bantuan. Ini tuntutan moral yang tak bisa ditolak,” ujarnya dengan nada penuh semangat.

Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan telah berdiri sejak 1995 dan membina ratusan pemulung, termasuk janda-janda lanjut usia.

Mereka juga menyantuni kaum dhuafa, fakir miskin, serta puluhan anak yatim dan dhuafa non-panti, memastikan anak-anak pemulung dapat melanjutkan sekolah dengan seragam dan peralatan yang layak.

Uniknya, yayasan ini pantang “meminta-minta” sumbangan dari pihak manapun, termasuk pemerintah.

Generasi Sehat, Masa Depan Cerah. Yayasan Humaniora peduli dengan gizi balita./radarkeadilan.com

“Apa yang kami bagikan merupakan bantuan internal, dari para pengurus yayasan dan anggota Sanggar Humaniora. Sedekah dari pihak lain ada, tapi sifatnya bukan kami minta, melainkan sumbangan dari dermawan atas kepedulian mereka,” jelas Eddie.

Eddie menyayangkan menjamurnya lembaga yang mengatasnamakan agama untuk mencari sumbangan dengan dalih membantu korban bencana atau anak yatim.
Di sudut jalan, secangkir kopi menemani rehat sejenak dari kerasnya kehidupan./radarkeadilan.com

“Tak jarang agama sekadar packaging and labeling. Tak menyentuh ke akar masalah,” kritiknya.

Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan menciptakan simbiosis mutualisme antara kebajikan sosial dan kegiatan budaya.

Kebersamaan itu indah. Menikmati minuman segar bersama keluarga tercinta di hari yang cerah./radarkeadilan.com

“Kebajikan sosial dan kegiatan seni budaya saling berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan kohesi sosial. Mudah-mudahan menciptakan siklus positif bagi masyarakat,” pungkas Eddie Karsito. (*/Red)

banner"3000x250"title"3000x250"

BERITA TERKAIT