Pj Bupati OKI, Ir. Asmar Wijaya, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan pentingnya menjaga dan mempromosikan budaya lokal di tengah arus globalisasi dan modernisasi.
“Kita harus bangga dan terus memperkenalkan pakaian adat khas kita. Melalui kegiatan ini, kita dapat menanamkan rasa cinta terhadap budaya lokal serta menunjukkan kekayaan budaya yang kita miliki,” ujar Asmar pada acara lomba peringatan hari ibu di Pendopo Kayuagung. Kamis, (12/12/2024).
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya menjadi bagian dari peringatan Hari Ibu, tetapi juga momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan warisan budaya.
Kepala DPPPA OKI, Hj. Arianti, S.STP., MM., dalam laporannya menjelaskan bahwa Lomba Meracik Bumbu diikuti oleh Asisten, Staf Ahli Bupati, Kepala OPD, Instansi Vertikal, Camat, dan Kepala Bagian Setda OKI. Sementara itu, Lomba Peragaan Busana Khas OKI berpasangan melibatkan perwakilan dari OPD, Instansi Vertikal, Camat, dan Kepala Bagian Setda OKI.
“Kegiatan ini bertujuan mengapresiasi peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan sekaligus mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan Indonesia,” ungkap Hj. Arianti. Selain itu, ia menyebutkan bahwa acara ini merupakan langkah strategis untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Dalam lomba meracik bumbu, para peserta ditantang untuk menunjukkan kreativitas dalam memadukan bahan-bahan lokal menjadi masakan yang lezat. Tidak hanya aspek rasa, keserasian bumbu dengan keunikan masakan tradisional OKI juga menjadi salah satu poin penilaian.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten OKI berharap masyarakat semakin memahami pentingnya menjaga budaya lokal sebagai bagian dari identitas bangsa. Selain itu, pemberdayaan perempuan melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya di wilayah Ogan Komering Ilir.
Peringatan Hari Ibu ke-96 ini menjadi momentum yang berharga untuk mendorong semangat pelestarian budaya dan kesetaraan gender.
“Dengan bersama-sama, kita bisa memastikan bahwa budaya lokal tidak hanya menjadi warisan tetapi juga menjadi kebanggaan yang hidup di tengah masyarakat kita,” tutup Hj. Arianti. (Lisin/Ril)