Pasalnya, Abdiyanto dengan sadar diri sengaja mengolok-olok pemerintahan OKI sebelumnya dengan mencatut nama-nama mantan Bupati OKI (Iskandar dan Ishak Mekki) di depan khalayak ramai beberapa waktu lalu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pasangan calon JADI (Dja’far Shodiq-Abdiyanto) merupakan bagian dari Pemerintahan Kabupaten OKI sebelumnya. Tercatat, Dja’far Shodiq merupakan wakil bupati yang mendampingi Bupati Iskandar periode 2019–2024.
Dja’far Shodiq sempat menduduki kursi bupati definitif selama 29 hari setelah dilantik secara langsung oleh Pj. Gubernur Sumsel Agus Fatoni di Griya Agung Palembang, Sabtu (2/12/2023) kala itu. Karena Bupati Iskandar mengundurkan diri untuk maju pada kontestasi Pileg 2024 dan terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2024–2029 mewakili dapil Sumsel II.
Dirinya menyebut, Abdiyanto tidak ada rasa malu dan tidak sadar diri, mengingat pasangan calon dirinya yaitu Dja’far Shodiq, merupakan bagian dari pemerintahan kala itu.
“Tidak sadar apa bahwa Shodiq itu wakil bupati dari Pak Iskandar dan sempat menjadi bupati definitif, sementara Abdiyanto itu sendiri Ketua DPRD dan sudah berulang-ulang kali jadi wakil rakyat, itu namanya sama dengan peribahasa menepuk air didulang memercik muka sendiri,” kata Yopi, Sabtu (14/8/2024).
Yovi menjelaskan, jika benar tidak ada pembangunan dan ingin mengkritik pemerintahan OKI sebelumnya, semestinya Abdiyanto bersuara lantang saat menjadi Ketua DPRD OKI.
Dirinya menambahkan, jika ingin berorasi untuk menarik minat masyarakat agar mendapatkan simpati, baiknya berpolitik secara santun.
“Berpolitik saja secara santun tanpa harus menjelek-jelekkan pemimpin OKI sebelumnya, fokus saja program apa yang dibawa agar masyarakat simpati kepada kita. Warga saat ini sudah cerdas dalam menentukan sikap pilihan mereka, artinya tidak perlu untuk saling menjatuhkan, apalagi menjelek-jelekkan pihak lain yang bisa mengakibatkan perpecahan ditengah masyarakat,” tandasnya. (R)
Sumber : www.beritaandalas.com (Ludfi)