Bupati OKI, H. Muchendi, menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kolaborasi aktif dengan berbagai pihak.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) OKI, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten OKI masih menjadi perhatian utama. Pada tahun 2024, TPT tercatat sebesar 3,32 persen atau sekitar 14.325 orang, dengan komposisi 8.339 laki-laki dan 5.986 perempuan. Angka ini cukup signifikan mengingat 70,72 persen dari total penduduk OKI yang berjumlah 786.703 jiwa merupakan usia kerja (15–64 tahun), atau sebanyak 556.166 orang.
“Setiap tahun angka pengangguran di OKI stabil di kisaran 3 persen, dan rata-rata berasal dari rentang usia 17 hingga 40 tahun,” ujar Bupati Muchendi saat berbicara di forum Ikatan Mahasiswa OKI (IMOKI).
Sebagai langkah konkret, Pemerintah Kabupaten OKI telah membentuk Forum HRD (Human Resources Development) yang melibatkan 114 perusahaan. Forum ini bertujuan untuk menjalin komunikasi dan sinergi antarperusahaan, dengan fokus utama mengutamakan tenaga kerja lokal.

Muchendi menambahkan, selama ini banyak perusahaan cenderung merekrut pekerja dari luar daerah. Dengan adanya forum HRD, diharapkan perusahaan di OKI dapat memberikan prioritas rekrutmen kepada warga lokal.
“Kami ingin perusahaan di OKI dapat merekrut mulai dari tenaga buruh hingga manajer dari warga sekitar,” tegasnya.
Untuk memperluas kesempatan kerja, forum HRD akan dilibatkan dalam kegiatan Job Fair yang akan digelar bersamaan dengan HUT OKI pada bulan Oktober mendatang. Sejumlah perusahaan yang tergabung dalam Forum HRD OKI telah menandatangani kesepahaman penyerapan tenaga kerja lokal dengan Pemkab OKI.
“Ada 114 perusahaan yang telah bergabung dalam Forum HRD OKI, termasuk 70 perusahaan yang baru saja dikukuhkan kepengurusannya. Job fair nanti akan menjadi momentum besar untuk membuka akses kerja bagi masyarakat,” ujar Muchendi.

“Kami mengimbau seluruh pencari kerja untuk memanfaatkan bursa kerja ini sebaik-baiknya dalam rangka mendapatkan pekerjaan, membangun jaringan, serta memahami kebutuhan dunia kerja saat ini,” tegasnya.
Selain itu, Pemkab OKI juga terus mengembangkan program pelatihan melalui Balai Latihan Kerja (BLK). Saat ini, sudah ada 48 peserta yang mengikuti pelatihan, termasuk pelatihan bahasa Jepang selama 23 hari untuk persiapan tenaga kerja ke luar negeri.
“Kami ingin masyarakat OKI punya daya saing, tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri,” ujar Muchendi.