Melalui Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, ia membuka warung kopi dan mie instan gratis bagi mereka yang lapar dan membutuhkan.

“Membantu musafir, supir angkot, ojek online, pemulung, kuli bangunan, dan semua orang yang lapar adalah kewajiban moral,” tegas Eddie Karsito saat ditemui di warung kopi gratisnya di Perumahan Kranggan Permai, Jati sampurna, Kota Bekasi, Jum’at (12/9/2025).
Bagi Eddie, respons terhadap penderitaan tidak boleh berhenti pada ceramah atau nasihat kosong.
Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan telah berdiri sejak 1995 dan membina ratusan pemulung, termasuk janda-janda lanjut usia.
Mereka juga menyantuni kaum dhuafa, fakir miskin, serta puluhan anak yatim dan dhuafa non-panti, memastikan anak-anak pemulung dapat melanjutkan sekolah dengan seragam dan peralatan yang layak.
Uniknya, yayasan ini pantang “meminta-minta” sumbangan dari pihak manapun, termasuk pemerintah.
“Apa yang kami bagikan merupakan bantuan internal, dari para pengurus yayasan dan anggota Sanggar Humaniora. Sedekah dari pihak lain ada, tapi sifatnya bukan kami minta, melainkan sumbangan dari dermawan atas kepedulian mereka,” jelas Eddie.

“Tak jarang agama sekadar packaging and labeling. Tak menyentuh ke akar masalah,” kritiknya.
Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan menciptakan simbiosis mutualisme antara kebajikan sosial dan kegiatan budaya.
“Kebajikan sosial dan kegiatan seni budaya saling berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan kohesi sosial. Mudah-mudahan menciptakan siklus positif bagi masyarakat,” pungkas Eddie Karsito. (*/Red)