Betapa tidak, karena Muchendi memiliki latar belakang sebagai politisi muda, sedangkan Supriyanto merepresentasi etnis yang kuat. Bahkan, pasangan ini mampu merangkul kelompok pemilih millenial serta komunitas Jawa yang masing-masing memiliki pengaruh besar di Kabupaten OKI.
Menurut Pemerhati Politik Sumsel, Bagindo Togar Butar-Butar, berdasarkan data terkini dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) OKI, pemilih muda yang terdiri dari Millenial dan Gen Z menyumbang hampir 40 persen dari total suara yang terdaftar.
“Nah, pemilih muda inilah menjadikan mereka sebagai kelompok penentu dalam pemilu kali ini,” ujar dia.
“Data demografi menunjukkan bahwa sekitar 44 persen masyarakat di wilayah ini merupakan keturunan Jawa. Ini mampu menjadikan Supriyanto sebagai figur kunci untuk meraih suara dari komunitas tersebut,” kata dia.
Direktur Executif Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDeS) itu mengungkapkan, bahwa kehadiran Supriyanto sebagai representasi identitas Jawa memperkuat representasi lokal dan menghadirkan harapan bahwa suara–suara dari masyarakat ini akan terakomodasi di pemerintahan.
“Di sisi lain, bagi komunitas Jawa, keberadaan Supriyanto mengisyaratkan keterwakilan yang otentik, di mana aspirasi mereka mendapatkan tempat dalam keputusan–keputusan strategis yang akan diambil,” ungkap dia.
Karena, jelas Bagindo, Paslon Nomor Urut 2 ini dinilai sukses membangun komunikasi yang lugas dan transparan, mencerminkan keterbukaan yang diinginkan oleh generasi muda.
“Pada tahap akhir kampanye, resonansi dukungan kepada Muchendi-Supriyanto terasa semakin kuat. Masyarakat kini membutuhkan sosok pemimpin yang tidak hanya berjanji, tetapi juga mampu mewujudkan perubahan yang nyata,” jelas dia.
Dari semua faktor ini, urai Bagindo, pasangan Muchendi-Supriyanto maju dengan keyakinan dan dukungan luas dari berbagai elemen masyarakat. Pemilih di Ogan Komering Ilir kini dihadapkan pada sebuah pilihan yang menawarkan keberlanjutan, keterwakilan, dan perubahan yang berakar pada pengalaman.